![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJoUfJif8VjIQzEYLWZ2H1_XIoO8HH932bvrUkAGKkmAYiTvXPAyn8H6d5RCK6cVT3WnuRvHZmgq1IptaCMvEvp3Ygvqch3nkJ07Ds-8TY7LOx-mSe9I5KhC22nAAkDFms0_GTcGd0uvs0/s1600/079264400_1502373160-000_RD9XK.jpg)
Tak akan ada yang membantah jika menyebut Cristiano Ronaldo sebagai salah satu pemain terbaik di dunia. Mantan pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi pun mengakui hal itu. Tapi, ia menyebut kehebatan Ronaldo bukan dari bakat alami.
Sudah lebih dari satu dekade Ronaldo membuktikan kehebatannya sebagai pesepak bola. Namanya mulai menjulang saat Alex Ferguson membawanya ke Manchester United (MU) pada musim panas 2003 dari Sporting Lisbon.
Sacchi yang juga mantan Direktur Sepak Bola Real Madrid pun membandingkan Ronaldo dengan Ronaldo da Lima. Keduanya disebut-sebut sebagai pemain hebat. Tapi, Ronaldo da Lima mendapatkan kehebatannya dari bakat.
"Saya pernah bertemu Carlo Ancelotti saat berada di Real. Dan tahukah Anda siapa yang bekerja di sana satu setengah jam sebelum latihan? Cristiano Ronaldo. Ronaldo yang lain, orang Brasil, memiliki kualitas lebih. Tapi ia tak bertahan lama karena mencari keistimewaan, ia tidak banyak berlari," kata Sacchi kepada Corriere dello Sport.
"Cristiano Ronaldo adalah profesional teladan, psikologi kognitif mengajarkan kepada kita bahwa Anda tidak terlahir dengan bakat. Itu adalah sesuatu yang Anda harus kerjakan setiap hari. Begitulah dia. Ia mengangkat Real, Real membangkitkannya," ia menambahkan.
No comments:
Post a Comment